Skip to main content

Masak Udang Tepung rumahan ala Super Busy Mom

Makan bareng keluarga memang menyenangkan. Apalagi kalau makannya lahap-lahap. Mommy pasti senang banget lihatnya. Kalau makannya lahap, yang masak di dapurpun senang kalau makannya habis semua tak tersisa.

Suami dan anakku terbiasa makan ikan dan banyak makanan seafood dibanding makan daging ayam atau beef.  Mungkin karena keluargaku agak selektif memilih makan daging. Dan di pasar pun mudah menemukan ikan-ikan segar terutama udang. Kalau ngomongin udang, saya ingat menu favorit keluarga yaitu udang tepung. Cara memasaknya super mudah dan tidak memerlukan waktu lama. Hal ini menjadikan makanan ini rekomendasi kepada emak-emak karir yang super sibuk, tidak ada waktu untuk memasak yang komplek, bisa dimasak cepat, mudah dan tidak membutuhkan waktu lama.


Agar lebih mudah dipahami, yuk kita mulai dari bahan-bahan dan cara untuk memasak.

Bahan-bahan yang harus disiapkan:
  1. Udang yang sudah dibersihkan ¼ kg (pihakan kepalanya saja dan udang dicuci bersih) 
  2. Tepung instan bumbu serba guna 1 bungkus
  3. Tepung terigu biasa

Cara memasak:
  • Tuangkan tepung instan bumbu serba guna ke dalam wadah/mangkuk besar dan campur dengan tepung terigu biasa agar tepung terigu tersebut tidak terlalu gurih dan asin.
  • Masukkan udang yang sudah dibersihkan ke dalam tepung terigu yang sudah dicampur tersebut lalu beri air secukupnya sampai tepung dan udang sudah bercampur.

  • Siapkan minyak dalam wajan penggorengan dan panaskan. Minyak disiapkan agak lebih banyak agar udang dan tepung yang digoreng nanti terendam minyak dan matangnya merata.
  • Setelah minyak panas, masukkan udang ke dalam wajan penggorengan dan goreng sampai matang atau terlihat agak menguning.

  • Jika sudah menguning dan terlihat kiruk-kriuk, maka udang tepung yang digoreng bisa diangkat dan sajikan.





Caranya mudah kan. Dan inilah memang menu di keluarga yang sering dimasak dan disantap. Anggota keluarga saya senang dan doyan. Apalagi suami jadi makin betah makan di rumah daripada makan di luar. Hmm… mantaf!



Comments

Popular posts from this blog

Rujak cangkang Petai Cina/Lamtaro

Pernah coba masak rujak cangkang Petai Cina? Orang Bogor bilang petai cina itu Palading, orang Bandung bilang Petai Cina itu Selong. Apapun namanya, mau selong, palading, lamtaro, atau petai cina, semuanya tetap merujuk pada produk yang sama. di halaman rumah kami, petai cina tumbuh subur. Sepertinya sih petai cina ini tanam dimana-mana tetap subur kok. Saya pergi ke pinggir sungai, ada pohon petai cina. Lihat di halaman tetangga, juga ada pohon petai cina. di pinggir-pinggir jalanpun petai cina ini tumbuh tinggi berbuah lebat. namun begitu, saya sendiri sering heran, karena banyak ditemui, sepertinya orang jarang juga memetik buahnya maupun daun cangkang buah yang masih muda. Padahal petai cina ini dan cangkang petai cina yang masih sangat muda enak sekali dirujak dan dimakan bareng nasi.

Memasak Gulai Daging Sapi

Hari ini saya memasak bareng mertua. Pindah ke rumah baru di Bogor memaksa saya harus bersentuhan dengan daging sapi yang dulunya saya sangat anti. Karena terpaksa memenuhi menu 4 sehat 5 sempurna untuk keluarga, akhirnya saya kembali bertanya ke mertua bagaimana cara masak gulai daging sapi. Kenapa ke mertua? dan tidak ke orang tua saya sendiri? karena yang akan makan hanya suami saja. lidah suami tentunya lekat dengan masakan mitoha alias ibunya sendiri bukan ibuku hehe. Oke inilah yang harus disiapkan dalam memasak gulai daging sapi berikut dengan cara memasaknya:

Nasi Kencur

Kali ini, saya akan menuliskan resep ibuku membuat nasi kencur. Nasi kencur ini biasanya dibuat pagi-pagi saat sarapan jika keluarga kami bosan dengan nasi goreng. Dengan harum dan rasanya yang khas, kencur bisa meningkatkan selera makan dan menjadi penyemangat di pagi hari. Kenapa bisa jadi penyemangat? Baunya yang harum, sedikit menyengat hidung, membawa aroma segar. Apalagi ibuku memasaknya dengan nasi, tentu sarapan jadi lebih bersemangat. Menariknya, nasi kencur ini dibuat tanpa digoreng, tapi di sangray tanpa minyak. Dengan kata lain, digoreng tanpa minyak. Kami orang sunda biasa menyebut cara menggoreng ini: disangray. Lebih sehat kan, non kolesterol lagi.